Manusia
dan Keadilan
Setiap kehidupan manusia dalam melakukan
aktivitas nya pasti pernah mengalami perlakuan yang tidak adil. Jarang sekali
kita mengalami perlakuan yg adil dari setiap aktivitas yang kita lakukan.
Dimana setiap diri manusia pasti terdapat suatu dorongan atau keinginan untuk
berbuat jujur namun terkadang untuk melakukan kejujuran itu sangatlah sulit dan
banyak kendala nya yang harus di hadapi, seperti keadaan atau situasi,
permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.
Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat
menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi, karena ketika seseorang
mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk
bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Dan dengan
cara itulah yang dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti
demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun hingga bahkan membalasnya
dengan berdusta dan melakukan kecurangan.
Arti dari keadilan itu sendiri adalah kondisi
kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau
orang. Menurut sebagian besar teori nya, keadilan memiliki tingkat kepentingan
yang sangat besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu
filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah
kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran
pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum
lagi tercapai. “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya
bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan
politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya
jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa
yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah
keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala
sesuatunya pada tempatnya.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa
keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan
kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan kewajibannya.
Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa
yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.
Adapun macam-macam keadilan sebagai berikut :
1. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum
dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya.Dalam masyarakat yang adil
setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya
(the man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan
oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat.
Dan Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang
melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan
pertentangan dan ketidak keserasian.
2. Keadilan Distributif
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang
sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak
sama (justice is done when equels are treated equally).
3. Kadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat.
4. Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan
hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan
yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti
seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan
hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang
dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga
menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang
masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Sikap jujur itu perlu di pelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran
mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan
keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya
budi pekerti.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang
tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut
terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena
kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal yang baik dan buruk.
Kejujuran besangkut erat dengan masalah hati nurani. Menurut M.Alamsyah
dalam bukunya budi nurani dan filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah
sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran
kejujuran, ketulusan dalam meneropong kebenaran local maupan kebenaran illahi
(M.Alamsyah,1986 :83). Nurani yang di perkembangkan dapat jadi budi nurani yang
merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Kejujuran ataupun ketulusan dapat di
tingkatkan menjadi sebuah keyakinan atas diri keyakinannya maka seseorang di
ketahui kepribadianya.
Dan hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan
menjadikan manusianya memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur.
Sebaliknya orang yang secara terus-menerus berfikir atau bertindak bertentangan
dengan hati nuraninya akan selalu mengalami konfik batin, ia akan selalu
mengalami ketegangan, dan sifatnya kepribadiannya yang semestinya tunggal
menjadi pecah. Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap yang perlu
di pupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan, orang di perbolehkan berkata
tidak jujur apabila sampai batas-batas yang di tentukan.
Kecurangan identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik meskipuntidak serupa benar. Kecurangan adalah apa yang diinginkan
tidak sesuai dengan hati nurani nya atau orang itu memang dari hatinya sudah
berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan tanpa
adanya usaha. Yang dimaksud dengan keuntungan adalah keuntungan yang berupa
materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau
kenikmatan, meskipun orang lain menderita karena nya. Kecurangan juga
menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak ingin menimbun kekayaan yang
berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling
kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti
itu biasa nya tidak senang bila ada orang yang melebihi kekayaannya, padahal
agama apapun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya
tanpa menghiraukan orang lain dan lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan
yang curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak akan di ridhoi oleh
allah dan akan mendapatkan dosa yang setimpal.
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang
tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik.
Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang atau tetangga disekitarnya
adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Ada peribahasa yang berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih
tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama
baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan
kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti
sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang tua “jangan membuat
malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi
anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap
baik, dan jangan kamu laksanakan apa yang kamu anggap tidak baik!”. Dengan
melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya
sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga juga.
Penjagaan nama baik sangat erat hubungannya dengan tingkah laku atau
perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah dari
tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan
itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi,
cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain
sebagainya.
OPINI : Setiap manusia harus adil satu dengan yang
lainnya jangan hanya memikirkan egoisnya sendiri. kita diwajibkan untuk saling
membantu dan adil. Keadilan sangat di perlukan dan dibutuhkan namun keadilan
sekarang tidak berlaku lagi karena siapa yang kuat itu yang menang. Keadilan
cuma hanya formalitas yang ada di negara kita buktinya keadilan itu sendiri
bisa di beli, rakyat yang kecil selalu di tindas dengan rasa tidak keadilan.
Dimana letak dari keadilan itu kalau pemerintah sendiri tidak pernah adil.
Seharusnya mereka yang jadi pemimpin bangsa harus adil jangan hanya pandang
bulu. Rakyat kecil mengharapkan sebuah keadilan dari negara. Siapa yang salah
harus dihukum dan yang benar harus dibebaskan. Keadilan juga harus lebih di
tegakkan jangan cuma karena di beri duit jadi keadilan yang sesungguhnya tidak
seperti kenyataannya. Keadilan sangat diharapkan dan perlu penegasan dalam
melakukannya.
MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia
menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan
hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja,
melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil
pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh
akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil
pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut
pandangan hidup.
Berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup
yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat
pada suatu Negara
3. Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok
orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut
ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu :
cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa yang
diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang
hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia
makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang
dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan
akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Pandangan hidup Islam
Pandangan hidup Islam dicanangkan
oleh Nabi di Makkah melalui penyampaian wahyu Allah dengan cara-cara yang khas.
Setiap kali Nabi menerima wahyu yang berupa ayat-ayat al-Qur’an, beliau
menjelaskan dan menyebarkannya kemasyarakat. Cara-cara seperti ini tidak sama
dengan cara-cara yang ada pada scientific worldview,dan oleh sebab itu
Prof.Alparslan menamakan worldview Islam sebaai ‘quasi-scientific worldview’.
Penjelasan lebih detail tentang pandangan hidup Islam akan dilakukan kemudian.
Proses pembentukan pandangan hidup
melalui penyebaran ilmu pengetahuan diatas akan lebih jelas lagi jika kita
lihat dari proses pembentukan elemen-elemen pokok yang merupakan bagian dari
struktur pandangan hidup itu serta fungsi didalamnya. Seperti yang dijelaskan
diatas bahwa pandangan hidup dibentuk oleh jaringan berfikir (mental network)
yang berupa keseluruhan yang saling berhubugan (architectonic whole).
Namun, ia tidak merepresentasikan
suatu totalitas konsep dalam pikiran kita. Ketika akal seseorang menerima
pengetahuan terjadi proses seleksi yang alami, dimana pengetahuan tertentu
diterima dan pengetahuan yang lain ditolak. Pengetahuan yang diterima oleh akal
kita akan menjadi bagian dari struktur worldview yang dimilikinya.
Meskipun pengetahuan yang diterima oleh akal manusia itu
bersifat acak, namun ia akan terstruktur dengan sendirinya dalam pikiran
manusia. Dari konsep-konsep yang ada dalam diri manusia maka kita dapat
menyusun kedalam beberapa struktur konsep. Professor Alparslan mengkategorikan
struktur pandangan hidup menjadi lima:
1) Struktur tentang kehidupan,
2) Struktur tentang dunia,
3) Struktur tentang manusia,
4) Struktur tentang nilai dan
5) strutktur tentang pengetahuan.
Pengertian Ideologi
Ideology berasal dari bahasa Yunani
dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau
konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah
sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai
oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang
dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli
yaitu:
a) Destut De Traacy :istilah ideology pertama kali dikemukakan
oleh destut de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan
dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
b) Ramlan Surbakti membagi dalam dua
pengertian yakni :
· Ideologi
secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
· Ideologi
secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik
atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Hak
ideology ada dua yaitu:
1. Hak memperoeh kebebasan
2. Hak memperoleh perlindungan sebagai
warga Negara
Pengertian Cita-cita
Cita-cita menurut definisi adalah keinginan,
harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup.
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita itu
perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita
yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu
sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut
dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang
dianggap cita-cita itu.
Merancang Cita-Cita ! yeah, kita harus Merancang Cita-Cita
kita n kita harus punya cita-cita yang jelas bro n sist kalo kita ga punya
cita-cita yang jelas apa kata dunia ? ane mau ngasih beberapa contoh cita-cita
yang ga jelas n cita-cita yang jelas tentunya. Contoh yang pertama adalah
cita-cita yang ga jelas
1. ” Aku bercita-cita ingin menjadi dokter “
2. ” Aku bercita-cita ingin menjadi pengusaha “
3. ” Aku bercita-cita ingin menjadi pembalap “
Nah dari 3 contoh cita-cita diatas smuanya ga jelas. Knapa ?
karna ya emang ga jelas. Cita-cita yang jelas itu ky gini nih
1. ” Aku bercita-cita ingin menjadi dokter hewan “
2. ” Aku bercita-cita ingin menjadi pengusaha cetak digital
yang sukses n terkenal “
3. ” Aku bercita-cita ingin menjadi pembalap moto GP “
Kebijakan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama, dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang
terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur terpisah bila manusia meninggal.
Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri
sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan makhluk sosial : manusia hidup
bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai
sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci,
saling merugikan dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan
dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan
jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air,
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Faktor
yang mempengaruhi prilaku seseorang
Pada tahap pertama, bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan (knowledge). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Pengetahuan (knowledge) adalah
hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Komponen kognitif merupakan representasi yang dipercaya oleh
individu. Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki
individu mengenai sesuatu kepercayaan datang dari yang telah dilihat, kemudian
terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Sekali kepercayaan telah
terbentuk, akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai yang dapat diharapkan dari objek tertentu. Namun kepercayaan sebagai komponen
kognitif tidak terlalu akurat. Kadang-kadang
kepercayaan tersebut terbentuk justru dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang
dihadapi. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan
pandangan atau opini.
Tahap kedua adalah tahap memahami (comprehension),
merupakan tahap memahami
suatu objek bukan sekedar tahu atau dapat menyebutkan,
tetapi juga dapat menginterpretasikan
secara benar tentang objek. Tahap
selanjutnya, tahap ketiga, tahap aplikasi (application), yaitu jika orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi yang lain. Sedangkan tahap
ke empat merupakan tahap analisis (analysis),
merupakan kemampuan seseorang
menjabarkan dan atau memisahkan. Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis jika dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram pada pengetahuan atas objek tersebut.
Tahap ke lima adalah sintesis (synthesis).
Tahap ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk merangkum suatu hubungan logis
dari komponen komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis merupakan kemampuan untuk
menyusun formulasi baru. Sedangkan tahap terakhir, berupa tahap evaluasi (evaluation).
Tahap ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek.
Sedangkan menurut Green faktor perilaku
dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu :
- Faktor predisposisi (predisposing
factors), yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi.
- Faktor pemungkin (enabling
factors), yaitu faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain umur, status sosial
ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya.
- Faktor pendorong atau penguat (reinforcing
factors), faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku
misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi
panutan.
Usaha / Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk
mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan
hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan untuk hidup, dan ini
sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup
sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras.
Kerja keras itu dapat dilakuan dengan otak / ilmu maupun dengan
tenaga/ jasmani, atau kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras
dengan otak/ilmunya dari pada dengan jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani
lebih banyak menggunakan jasmani dari pada otaknya. Para tukang dan para ahli
lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani dari pada salah satunya.
Para politikus lebih banyak kerja otak dari pada jasmani, sebaliknya prajurit
lebih banyak kerja jasmani dari pada otak.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia miskin, melarat, dan
berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.karena itu tidak boleh
bermalas-malas, bersatai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada
waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist
yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah
kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan
kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena
kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia
satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian /
ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit,
ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan
orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan
keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam
ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam
pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas
kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan
kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat
diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem
ini diangkat ketingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga
negaranya sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama
warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat
dikaji melalui pandangan hidu /idiologi yang dianut oleh suatu negara.
Keyakinan
/ Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal
dari kata akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution,
ada tiga aliran filsafat yaitu ;
∗
Aliran naturalisme
∗
Aliran intelektualisme
∗
Aliran gabungan
Pengertian Keyakinan / Kepercayaan
Keyakinan / kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup
manusia adalah sebuah pemikiran yang mendasar dan mendalam terhadap suatu hal
yang kemudian di anut untuk menjadi pedoman hidup mereka.
Keyakinan / Kepercayaan itu sendiri berasal dari akal atau
kekuasaan tuhan. Sebuah akal yang berfikir tentang pedoman yang di anut
merupakan pemberian Allah yang kemudian di implementasikan di kehidupan nyata.
Keyakinan / kepercayaan itu sendiri nantinya akan membentuk sebuah filsafat.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution ada tiga aliran filsafat,
yaitu aliran Naturalisme, aliran Intelektualisme, dan aliran Gabungan
(Naturalisme dan Intelektualisme).
Aliran Naturalisme adalah hidup manusia itu dihubungkan
dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari
natur, dan itu dari Tuhan.
Aliran Intelektualisme adalah dasar aliran ini adalah logika
/ akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir.
Aliran Gabungan adalah dasar aliran ini ialah kekuatan gaib
dan juga akal. kekuatan gaib Minya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya
adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walaupun
bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup iti
tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup
itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai
penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.