Manusia dan Cinta Kasih
Cinta…
Jika kita dengar
kata – kata itu maka akan teringat pada satu definisi dasar yang berhubungan
dengan persaan yang mungkin dapat mengingatkan kita pada seseorang yang memilki
arti khusus dalam diri atau hidup kita. Persaan itu “Cinta” pasti akan datang
pada diri setiap manusia ditampik atau tidak. Nurani setiap manusia pasti akan
mengakui tentang perasaan yang satu itu ”Cinta” hanya saja mulutlah yang
berkata bohong.
Cinta hanya
datang pada mahluk Tuhan yang bernama manusia karena pada diri setiap diri
manusia akan selalu diimbangi oleh akal dan nafsu. Dan cinta
tidak akan pernah datang pada mahluk Tuhan lainnya karena mereka
“Mahluk Tuhan Selain manusia” hanya memilki nafsu saja atau bahkan tidak sama
sekali. Sebagai contoh sederhana malaikat, ia hanya memilki kebaikan saja dan
selalu beribadah pada Tuhan begitu pula Iblis yang hanya memilki nafsu
keburukan “menghasut dan selalu mengajak kita “manusia” agar mengikuti
jalannya”. Kebaikan dan keburukan tersebut dapat dikategorikan kedalam nafsu
atau emosionalitas. Pada binatang dan tumbuhanpun demikan. Hewan atau binatang
hanya memilki nafsu dan bukan cinta karena pada hewan atau binatang didak
disertai akal dan nurani.
Perasaan
yang berawal dari pandangan mata hingga turun kehati merupakan bagian
dari hidup dan kehidupan manusia, yang esensinya dapat melahirkan
kreatifirtas dan cipta atau hasil karya melalui proses akhir, yaitu
tanggung jawab. Cinta pada dasarnya dapat dikatakan sebagai budaya yang
menggunakan perasaan serta akal sehat.
Dari sebuah
cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang dituangkan dalam goresan kertas
dan kanvas seperti seni lukis dan gambar.
Dari sebuah
cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang memadukan irama dan nada dalam
satu dinamisasi yang dikenal sebagai lagu dan seni musik.
Dari sebuah cinta dapat
melahirkan satu bentuk seni melalui goresan pena yang disebut sajak, pantun
atau novel.
Dari sebuah cinta dapat
melahirkan satu bentuk seni yang menggabungkan antara medidisasi nada dan
goresan pena yang melahirkan drama, film dan lain sebagainya.
Dan dari sebuah cintalah
dapat melahirkan tanggung jawab, baik pada pasangan atau orang yang kita cintai
atau pada lainnya, maka
Dari sebuah cintalah terlahir
manusia – manusia baru yang menghuni semesta kita ini.
Ungkapan yang
ditimbulkan dari satu kata cinta tentulah tidak dapat dilepaskan dari suatu
media perantara yang dapat menggambarkan dan memvisualisasikan serta
mendefinisikan tentang perasaan “Cinta” tersebut, baik melalui alat komunikasi
“bahasa” yang melahirkan sajak, puisi dan lain sebagainya atau bahkan yang
meng-irama-kan nada dan shimpony.
Jika kita berbicara
mengenai cinta maka itupun tidak dapat dipisahkan dengan unsur – unsur seni dan
kebudayaan yang ada. Cinta sama dengan budaya yaitu suatu rasa, karya
dan karsa.
Cinta
bukanlah suatu monopoli orang dewasa saja tetapi cinta juga dapat
hadir pada anak kecil tanpa memandang siapa, dari mana, warna kulit dan lain
sebagainya. Karena cinta pada dasarnya merupakan suatu rasa yang sangat
sulit untuk diungkapkan, baik dengan kata atau nada. Cinta itu
sendiri tidak dapat dipisahkan dari kasih dan sayang karena keduanya “antara
kasih dan sayang” merupakan aplikasi lanjutan atau esensi dari sebuah kata
cinta melalui beberapa kata dalam bentuk kasih, sayang, pemujaan dan lainnya
yang kesemuanya akan dibalut dalam satukata tingkat tinggi, yaitu tanggung
jawab.
Cinta itu
sendiri memilik unsur – unsur yang mempengaruhinya. Dengan kata lain penunjang
sebagai pembuktian dari pengorbanan karena cinta syarat akan pengorbanan.
Seperti ; Tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, pengertian saling percaya dan
terbuka dan masih banyak lagi.
Muhamad
Iqbal. eorang philosof Pakistan mengatakan tentang cinta. Cinta dimata
Iqbal memiliki dimensi spiritual yang dinamakan Isyq-o muhasbat yang
memberikan daya kreatifitas yang hidup dan sebagai berdirinya suatu pribadi dan
kepribadian. Dimana cinta menduduki urutan pertama dalam tariqh (suatu
jalan, cara atau ikhtiar) hingga menuju penyempurnaan diri dan pensucian hati. Cinta
menurutnya juga merupakan stasiun terakhir yang terletak pada Tuhan yang
bersifat fundamental.
Definisi tepat yang
dapat menggambarkan tentang cinta sangatlah sulit untuk dijelaskan secara
terperinci dan sempurna, karena jika api cinta sudah berlobar maka akan sangat
sulit untuk dipadamkan. Cinta merupakan kekuatan spiritual yang dapat membangkitkan
fungsi – fungsi kecerdasan emosional dan secara spiritualitas dapat
menembangkan potensi – potensi orang yang sedang mengalaminya.
A. Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa)
sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas
kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki hampir kesamaan arti tetapi
kata kasih memperkuat arti dari cinta.
Terdapat perbedaan antara cinta dan
kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan
kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang
dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan
nafsu adalah sebagai berikut:
- Cinta bersifat manusiawi
- Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat
jasmaniah.
- Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu
cenderung menuntut.
Ada 3 unsur tentang cinta, yaitu:
1 . Keintiman : kedekatan hub
2. Gairah : secara sexual, cantik,ganteng,dll
3. Komitmen : pernyataan bahwa kau pacarku
kemungkinan:
a) keintiman+komitmen =Cinta Hampa = ada pernyataan pacaran , ada kedekatan tp
nga ada nafsu (ketertarikan lawan jenis)
b) =komitmen+Nafsu=:Cinta Romantis ada pernyataan dan ada ketertarikan terhadap
lawan jenis (merasa pasanganya cantik,guanteng,dll)
c) = Nafsu+keintiman=Cinta Semberonoo: ada ketertarikan,ada kedekatan hubungan
tapi tidak ada status pacaran.
Ada tiga tingkat cinta.
Pertama, cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika
seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya
itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi.
Kedua, cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti
ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena
semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan
melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan
kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari
marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam
melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang
konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk
akal.
Ketiga, cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho
kekasih. Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua
(mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan
tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta
Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama.
Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan
sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.
Dalam kehidupan manusia, cinta
menampakan diri dalam berbagai bentuk. Kadang – kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri. Kadang – kadang mencintai orang lain. Atau juga mencintai anak
dan istrinya, hartanya, Allah dan rasulnya. Ada berbagai bentuk cinta yaitu :
- Cinta Persaudaraan,
diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan
tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
- Cinta Keibuan, kasih
sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
- Cinta Erotis, kasih
sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang
sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila
orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di
dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
- Cinta Diri Sendiri,
yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika
mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan
jasmani dan rohani.
- Cinta Kepada Allah
KASIH SAYANG
Kata kasih dan sayang itu mengandung
pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan
mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam
sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki
kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai
sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal
menjemput.
Yang dimaksud dengan kasih dan
sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau
asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat
universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga
dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang
tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada
menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi
kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
- KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan
realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban
yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan
berdasarkan umur, yaitu:
- Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas
yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang
menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
- Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan.
Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa,
namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
- Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia
sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
A. PEMUJAAN
Pemujaan berasal dari kata puja yang
berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam
perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan
dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada
Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan,
kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan
Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan
tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
A. BELAS KASIH
Belas kasih (composian)adalah
kebajikan -satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan
orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan
keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi
prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian . Ada aspek
belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih
yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah .
Lebih kuat dari empati , merasakan
umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.
Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang
memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan
bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih
sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda .
- B. Studi
Kasus
Cinta merupakan suatu hal yang sulit
untuk dijelaskan. Setiap orang pasti memilki pengertian atau presepsi yang
berbeda soal cinta. Cinta itu ibarat air hujan yang semua orang tidak dapat
memprediksi datangnya dan juga akan turun ke semua orang. Cinta tidak hanya
cinta kepada lawan jenis tetapi juga cinta kepada hewan, tumbuhan, uang, dan
masih banyak lagi.
Dizaman yang sudah era globalisasi
ini, cinta merupakan hal yang biasa. Bahkan anak yang masih ingusan pun
mengerti tentang cinta walaupun mereka tak tahu makna sebenarnya tentang cinta.
Pacaran pun terkadang orang membuktikan dengan cinta. “Kalau Cinta
sudah melekat tai kucing rasa coklat”, maksudnya adalah jika seseorang sudah
terjangkit dengan yang namanya virus cinta pasti di dapat melakukan segala hal
untuk cintanya itu. Tetapi apakah makna sejati tentang cinta ? Tidak ada Cinta
sejati didunia hanya cinta Tuhan kepada umatnya dan cinta orangtua kepada
anaknya. Tanpa cinta hidup kita tak akan menjadi indah.
Seringkali orang salah mengartikan
Cinta, banyak pula anak – anak yang tidak merasakan kasih sayang.
sumber:
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan
budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang
dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu
budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. Sebenarnya sulit bagi kita untuk
menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak. Keindahan
hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya
lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
A. Pengertian Keindahan
Keindahan menyangkut kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symmetry), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast).
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian
semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato
misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hulcum yang indah, sedang
Aristoteles merumuskan keindahan sebagi sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan
adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian
keindahan dalam arti estetis yang disebutnya 'symmetria' untuk keindahan
berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur ) dan
hannonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian
keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
— keindahan semi
— keindahan alam
— keindahan moral
— keindahan intelektual
a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
c. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan
Jadi, keindahan dalam arti luas meliputi keindahan seni, alam, moral, dan
intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni
Yaitu hubungan eseorang dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu penilaian terhadap benda-benda yang diserap dengan penglihatan.
B. Nilai Estetik
Pengertian nilai estetik adalah nilai seni yang dimiliki oleh suatu benda yang
menimbulkan daya tarik bagi setiap orang yang melihatnya.
Ada dua nilai terpenting dalam keindahan, yaitu:
1. Nilai ekstrinsik yaitu nilai yang sifatnya sebagai alat atau sarana untuk
membantu sesuatu hal lainnya. Contohnya, sebuah lukisan yang memiliki bentuk
(gambar) dengan goresan-goresan warna.
2. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan untuk
kepentingan benda itu sendiri. Contohnya, pesan yang akan disampaikan dalam
sebuah lukisan tersebut.
C. Pengertian Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat digolongkan menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan
yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh
dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat
suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari orang mungkin
berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin juga dengan benda-benda
ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu berkenaan dengan dirinya
atau di luar dirinya.
Di kalangan umum kontemplasi diartikan sebagai aktivitas melihat dengan mata
atau dengan pikiran untuk mencari sesuatu dibalik yang tampak atau tersurat
misalnya, dalam ekspresi seseorang sedang berkontemplasi dengan bayang-bayang
atau dirinya dimuka cermin.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan
menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka
kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan
ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.
Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara
setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
D. Alasan Manusia Menciptakan Keindahan
Keindahan itu pada dasarya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti
bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan
tidak pula kurang.
Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan:
1. Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang tidak sesuai lagi dengan
keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan , misalnya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih
rendah dari derajat laki-laki.
2. Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan
perbuatan manusia yang bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan
seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama dan
moral masyarakat.
3. Penderitaan manusia
Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa,
serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak
mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan karena nilai manusia telah
diabaikan dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan
karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam
semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak
ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri.
E. Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan
karena manusia memilikki nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi).
Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan dalam ruang
renungnya, dengan melakukan kontemplasi yaitu suatu proses bermeditasi
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna,
manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan
akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan untuk menciptakan
kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya.
Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk
mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh akal tadi
agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya
kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat
merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas
esthetis.
Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna
kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena
salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk
hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.
sumber: